Pentingnya Analisis Lingkungan Internal Dalam Manajemen Strategi
Pihak-pihak yang pernah terlibat dalam
perumusan suatu strategi pasti mengetahui dan mengakui bahwa melakukan
suatu analisis internal sebagai bagian integral dari keseluruhan upaya
menciptakan profil organisasi bukan tugas yang mudah. Upaya tersebut
bahkan mengandung banyak tantangan yang harus dihadapi. Dikatakan
demikian karena perumusan strategi selalu diwarnai oleh berbagai hal,
antara lain:
- Penilaian yang bersifat subyektif
- Perhitungan-perhitungan yang tidak selalu dapat dikualifikasikan
- Kenyataan bahwa kegiatan organisasi selalu bergerak dalam kondisi dinamis yang pada dirinya mengandung ketidakpastian (uncertainity)
- Adanya faktor-faktor yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, meskipun para perumus strategi selalu saja dapat memanfaatkan analisis yang obyektif, rasional dan sudah baku.
Para pakar menekankan bahwa salah satu
instrumen analisis yang dapat digunakan adalah analisis SWOT yang
dengannya dapat diketahui secara jelas dan pasti faktor-faktor internal
yang menjadi kekuatan organisasi yang dapat mencakup saluran distribusi
yang handal, posisi kas organisasi, lokasi yang menguntungkan,
keunggulan dalam menerapkan teknologi yang canggih tetapi sekaligus
tepat guna dan struktur atau tipe organisasi yang digunakan. Akan
tetapi, tidak kalah pentingnya untuk diketahui secara tepat adalah
berbagai kelemahan yang mungkin terdapat dalam diri organisasi tersebut.
Berbagai kelemahan itu dapat muncul dalam
berbagai bentuk seperti kelemahan manajerial, fungsional,
operasional,struktural, atau bahkan yang bersifat psikologis. Kelemahan
manajerial bisa berupa, misalnya, gaya manajemen yang otokratik, padahal
yang diperlukan adalah gaya yang demokratik atau partisipatif.
Kelemahan fungsional dapat berupa ketidakmampuan organisasi meluncurkan
layanan atau produk baru meskipun diketahui bahwa produk yang ada selama
ini tidak lagi memenuhi selera pelanggan dan di masyarakat telah
beredar produk substitusi yang lebih canggih dan diminati oleh para
pemakainya. Kelemahan struktural dapat berbentuk penggunaan tipe dan
struktur organisasi yang mekanistik, atau piramidal atau birokratik,
padahal yang diperlukan adalah struktur yang datar atau matriks karena
organisasi menuntut cara berpikir yang inovatif dan kreatif. Kelemahan
yang bersifat psikologis dapat berupa “keangkuhan institusional”, rasa
puas diri karena terpengaruh oleh keberhasilan di masa lalu, keengganan
mengubah kultur organisasi yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan
kondisi persaingan yang dihadapi.
Analisis SWOT yang dilakukan dengan tepat
juga menunjukkan berbagai peluang yang seharusnya dimanfaatkan,
terutama dengan mengembangkan faktor-faktor pendukung dan mengubah
potensi yang dimiliki menjadi kekuatan efektif sehingga organisasi
memiliki keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan. Kemampuan
memanfaatkan peluang mempunyai arti yang sangat penting bagi setiap
organisasi, terutama dalam situasi persaingan yang tajam. Bahkan dapat
dikatakan bahwa ketidakmampuan memanfaatkan peluang pada dirinya akan
menimbulkan ancaman bagi organisasi karena pesaing akan mengambil
manfaat dari kelemahan lawannya.
Harus diakui bahwa analisis internal
tidak selalu dapat dilakukan secara sistematis, karena faktor-faktor
yang telah disinggung sebelumnya. Meskipun demikian, analisis internal
telah diakui secara umum sebagai unsur kritikal dalam perumusan dan
penentuan strategi. Artinya, para perumus strategi jangan sampai
terpukau oleh pendekatan yang sifatnya intuitif. Dengan kata lain,
meskipun faktor subyektifitas tidak dapat dihilangkan sama sekali,
hendaknya akal sehat, daya kognitif, obyektivitas dan instrumen yang
ilmiah serta baku hendaknya lebih banyak berperan (Siagian, 1998).
Dengan demikian organisasi dapat menentukan secara tepat langkah-langkah
strategis apa yang akan diambil di masa yang akan datang. Hal-hal yang
telah disebutkan di atas menunjukkan betapa pentingnya penilaian kondisi
internal organisasi secara mendalam dan sistematis yang dilakukan dalam
rangka perumusan dan penetapan strategi organisasi secara berhasil.
Pengalaman berbagai organisasi, terlepas dari layanan yang dihasilkan,
proses organisasional yang berjalan, besarnya organisasi, cakupan luasan
organisasi, dan jenis teknologi yang diterapkan, mendukung pendapat
tersebut (Siagian, 1998).