Cahaya yang Hilang
Bagaimana mungkin aku bisa melihat di kegelapan tanpa cahaya.
Mengintip di semak petang tanpa kilasan.
Bahkan meraba rimbunan duri tanpa terluka.
Apa aku memang sudah buta?
Atau indra perasa-ku sudah tak mampu merasa?
Atau hanya zatnya saja yang tak mampu dicerna mata.
....Bahkan dirasa sendi kulitku.
akan tetapi, ada harapan sekilas terbit, ketika telapak tangan menengadah dalam sunyi malam.
Menangis dalam pekat kedukaan.
......terlantar diantara ratapan-ratapan Asma-Nya.
aku hilang bentuk. aku hilang ratap. aku hilang sukma.
Wahai Tuhan.
Engkau pasti tahu aku sedang berduka.
Engkau pasti mengerti dukaku sebesar luka-ku.
Tapi masih haruskah aku meyakinkan hatiku yang seolah bukan milikku, akan Engkau?
Tidak, sedikitpun aku tidak meragukanMu.
membayangkannya pun aku tak pernah.
...........Bagaimana dengan perasaanku?
aku bukan meragukanMu. aku hanya ingin menarik perhatianMu.
Cahaya yang hilang....terangi lagi...terangi aku lagi...
EJ
Mengintip di semak petang tanpa kilasan.
Bahkan meraba rimbunan duri tanpa terluka.
Apa aku memang sudah buta?
Atau indra perasa-ku sudah tak mampu merasa?
Atau hanya zatnya saja yang tak mampu dicerna mata.
....Bahkan dirasa sendi kulitku.
akan tetapi, ada harapan sekilas terbit, ketika telapak tangan menengadah dalam sunyi malam.
Menangis dalam pekat kedukaan.
......terlantar diantara ratapan-ratapan Asma-Nya.
aku hilang bentuk. aku hilang ratap. aku hilang sukma.
Wahai Tuhan.
Engkau pasti tahu aku sedang berduka.
Engkau pasti mengerti dukaku sebesar luka-ku.
Tapi masih haruskah aku meyakinkan hatiku yang seolah bukan milikku, akan Engkau?
Tidak, sedikitpun aku tidak meragukanMu.
membayangkannya pun aku tak pernah.
...........Bagaimana dengan perasaanku?
aku bukan meragukanMu. aku hanya ingin menarik perhatianMu.
Cahaya yang hilang....terangi lagi...terangi aku lagi...
EJ