Perspektif MSDM
MAKALAH
PERSPEKTIF MSDM
Disusun Oleh :
IMAN SUHADA (07010272)
Mata Kuliah : MSDM Strategik
Dosen : Ega Jalaludin, SH, MM.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BINA BANGSA BANTEN
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................
1
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang …............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................
4
A.
Definisi ............................................................................................................
4
B. Misi
Manajemen Sumber Daya Manusia ........................................................
5
C. Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Kurun Waktu 1997-2007 ............ 5
D.
Masalah yang dihadapi Manajemen SDM di Masa yang Akan
Datang ......... 5
E. Peran
Sumber Daya Manusia ..........................................................................
6
F.
Perspektif MSDM ...........................................................................................
8
BAB II SIMPULAN ..................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MSDM
sebagai fenomena dalam organisasi sudah ada sejak tahun 1915, yang ditandai
dengan munculnya aktivitas – aktivitas di sekitar masalah personalia. MSDM
merupakan hasil penemuan dari Peter Drucker dan Douglas Mc.Gregor pada tahun
1950 – an. Karya Drucker The Practice of Management (1955) mengetengahkan
manajemen melalui sasaran (Manajemen by Objective). Menurutnya manajemen yang
efektif harus mengarah pada pandangan dan usaha semua manajer ke arah tujuan
bersama. Konsep tersebut menjadi dasar bagi MSDM. Semua yang berkembang di
organisasi – organisasi public adalah manajemen personalia (Personal
Manajement), namun menjelang abad XXI ini tampaknya ada kecenderungan
pengertian ke arah MSDM. Menurut Gomes (1995) pergantian istilah dari manajemen
personalia ke MSDM dianggap sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pengakuan
adanya peranan vital dan semakin pentingnya sumberdaya manusia dalam pengolahan
sumberdaya manusia secara efektif. Tuntutan akan kualitas pelayanan, kinerja yang
tinggi otomatis harus dibarengi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang baik.
Dengan demikian, setiap organisasi sebaiknya mengembangkan MSDM.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Manajemen
Sumber Daya Manusia biasanya didefinisikan sebagai manajemen proses pencarian,
pemilihan, pendayagunaan, pengembangan, dan pemeliharaan sumberdaya organisasi
yang terpenting yaitu manusia.
Tahapan Manajemen
Sumber Daya Manusia meliputi:
- Akuisisi
·
Pencarian
·
Seleksi
·
Orientasi
- Pendaya gunaan
- Pengembangan
·
Pelatihan
·
Pembinaan
·
Pengembangan karir
·
Bimbingan
- Pemeliharaan
·
Imbalan
·
Program kesejahteraan
·
Fasilitas
·
Pemeliharaan kesehatan
·
Bimbingan moril
- Pelepasan
·
Pensiun
·
PHK
·
Rasionalisasi
B.
Misi
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen
harus menjamin bahwa perusahaan akan dapat merekrut, melatih,mengembangkan,
memotivasi, dan mempertahankan sumber daya manusia yangberkualitas baik dan
tepat, dalam jumlah yang tepat, dan pada saat yang tepat pada semuatingkatan
dalam organisasi perusahaan itu, dan melepaskan mereka kembali kemasyarakat
dengan cara yang terbaik bagi semua pihak.
C.
Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Kurun Waktu 1997-2007
Dalam
kurun waktu 1997-2007 akan banyak terjadi pada bidang Manajemen SDM antara
lain.
- Tingkat pendidikan akan lebih tinggi tetapi mutunys tetap belum memenuhikebutuhan pemakai.
- Pasokan tetap melebihi permintaan.
- Mobilitas secara nasional, regional, global lebih meningkat.
- Perubahan sikap, pandangan, dan aspirasi terus berlanjut.
- Tingkat kebutuhan akan naik ke hierarki yang lebih tinggi dalam piramida maslow.
- Kesadaran hukum, kesadaran lingkungan, sudah lebih tinggi
D.
Masalah yang
dihadapi Manajemen SDM di Masa yang Akan Datang
Dalam
kurun waktu 1997-2007 problem yang akan dihadapi oleh manajemen SDM antara
lain:
- Ketenangan kerja akan tetap memerlukan perhatian yang sangat besar.
- Usaha memperoleh tenaga SDM dalam jumlah yang tepat dengan kualifikasi tepatdan sikap yang tepat dan retensi tenaga terampil dan professional.
- Tuntutan untuk penungkatan efisiensi, produktivitas dan kualitas yang harusdidukung oleh usaha peningkatan kualitas.
- Biaya SDM akan terus meningkat dan harus seimbang dengan peningkatanproduktivitas dan kinerja.
(Sumber:Manajemen Sumber Daya Manusia 1996 2-10 hal :Drs. Moh. Agus
Tulus)
E.
Peran Sumber
Daya Manusia
Selama ini Fungsi SDM
lebih banyak dilihat sebagai pengelola administrasi personalia atau pengawas
dari peraturan perusahaan di bidang ketenaga-kerjaan. Pengalaman penulis yang
berkecimpung sebagai praktisi SDM, menunjukkan bahwa Fungsi SDM selama ini
lebih banyak berperan dalam hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan hubungan
industrial di perusahaan, seperti pembuatan Peraturan Perusahaan/Kesepakatan
Kerja Bersama, menjalin kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja, menyelesaikan
perselisihan antara perusahaan dengan serikat pekerja atau karyawan. Yang lebih
menyedihkan lagi bila peran Fungsi SDM hanya dianggap penting saat perusahaan
ingin melakukan pengurangan jumlah karyawan. Selain itu, Fungsi SDM juga
seringkali dipersepsikan perannya tidak lebih sebagai pelaksana Administrasi
Personalia, yaitu yang mengurus masalah pembayaran gaji karyawan, mengurus cuti
karyawan, penggantian biaya kesehatan, dan sebagainya. Demi mendukung para
pimpinan puncak dan manajer lini di perusahaan dalam melaksanakan
langkah-langkah strategis yang tepat untuk bersaing di pasar global, maka
Fungsi SDM dituntut untuk meredefinisi perannya di dalam perusahaan.Tuntutan
terhadap peran baru Fungsi SDM sejalan dengan pesan disampaikan oleh Dave
Ulrich (1997), seorang Profesor di bidang Pengembangan Perusahaan dari Universitas
Michigan:
“In the field of Human Resources, death rites have been proclaimed,
eulogies written and funerals prepared for the demise of the HR Function. But
these eulogiesare premature. HR as we know it (with images of policy police,
regulators, administrative guardians) has passed, and the rise of the new HR is
well underway”
Dari ungkapan di atas, terlihat bahwa peran
tradisional Fungsi SDM , yang selama ini ada, tidak dapat lagi dipertahankan
sepenuhnya seperti dulu, bila fungsi tersebut ingin tetap hadir di dalam
bisnis. Peran tradisional ini bukanlah tidak penting, namun peran tradisional
tersebut harus diperluas dan diperkaya. Untuk itulah, maka Fungsi SDM yang ada
di perusahaan harus sudah mulai melakukan perubahan perannya, dari pemain peran
tradisional yang pasif, menjadi pemain peran yang bertindak proaktif dan
memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
Menurut Ulrich (1997),
Fungsi SDM harus menetapkan standard yang lebih tinggi dari yang telah mereka
miliki hingga saat ini. Mereka harus mengerakkan para praktisinya lebih tinggi
dari peran sebagai polisi atau penjaga kebijakan atau peraturan, sehingga dapat
menjadi mitra, pemain dan pelopor dalam memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Untuk itulah Ulrich (1997) menyarankan 4 peran baru yang harus dimainkan oleh
Fungsi SDM dan para praktisinya, agar dapat memberikan hasil dan menciptakan
keuntungan dari keberadaan mereka di dalam perusahaan, yaitu :
1. Mitra
bisnis strategis
Sebagai mitra bisnis
strategis, Fungsi SDM dan para praktisinya dituntut untuk mempunyai kemampuan
dalam menterjemahkan strategi bisnis yang ditetapkan perusahaan, menjadi
tindakan-tindakan yang nyata di lapangan. Fungsi SDM dan para praktisinya harus
mampu memberikan masukkan-masukkan yang bernilai tambah kepada tim bisnis
perusahaan, dalam penyusunan strategi bisnis. Disamping itu,seorang praktisi
SDM harus mampu mengembangkan ketajaman pengetahuannya dibidang bisnis,
mempunyai orientasi terhadap pelanggan dan mempunyai pemahaman tentang
kompetisi yang terjadi dalam bisnis yang dijalani oleh perusahaan.
2. Ahli
di bidang administrasi
Sebagai ahli di bidang
administrasi, Fungsi SDM dan para praktisinya harus mampu melakukan rekayasa
ulang terhadap proses-proses kerja yang dilakukannya selama ini. Dengan
demikian proses adminsitrasi di bidang SDM akan menjadi lebih efisien dan
efektif dalam melayani kebutuhan manajemen atau para karyawan akan informasi
SDM.
3. Pendukung
& pendorong kemajuan karyawan.
Dalam perannya sebagai
pendukung dan pendorong kemajuan karyawan, Fungsi SDM dan para praktisinya
dituntut untuk mampu mengenali kebutuhan-kebutuhan para karyawan, menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan karyawan dengan harapan-harapan perusahaan, dan berupaya
keras untuk melakukan langkah-langkah terbaik untuk mendorong agar kebutuhan-kebutuhan
tersebut terpenuhi secara optimal. Fungsi SDM dan para praktisinya juga harus
mampu untuk menciptakan suasana kerja yang dapat memberdayakan karyawan dan
memotivasi mereka untuk memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan.
4. Agen
perubahan
Dalam kapasitasnya
sebagai agen perubahan, Fungsi SDM dan para praktisinya dituntut untuk mampu
menjadi katalisator perubahan di dalam perusahaan. Fungsi SDM dan para
praktisinya harus mampu berperan dalam mempercepat dan mengelola proses
perubahan yang dicanangkan oleh perusahaan secara efektif. Disamping itu,
mereka dituntut pula untuk mampu mengenali hambatan-hambatan yang mungkin
dihadapi oleh perusahaan bila perubahan dilakukan. Dengan demikian dapat
mencegah terjadinya gejolak sosial, yang kontraproduktif di dalam perusahaan.
(Sumber: Arbono Lasmahadi 2002, e-psikologi)
- Perspektif MSDM
Ada 6
perspektif atau pendekatan dalam menjelaskan relevansi dan pentingnya MSDM
(Sondang P Siagian, 1994):
1.
Sudut pandang Politik. Perpektif ini bertitik tolak
dari keyakinan bahwa sumber daya manusia merupakan aset terpenting yang
dimiliki oleh suatu organisasi, mulai dari tingkat makro bahkan international
hingga tingkat mikro. SDM yang terdidik, trampil, cakap, disiplin, tekun,
kreatif, mau kerja keras, setia pada cita-cita dan tujuan organisasi, akan
sangat berpengaruh pada positif kepada keberhasilan dan kemajuan organisasi.
2.
Sudut Pandang Ekonomi.Sudut pandang ini berangkat dari
pandangan bahwa sumber daya manusia adalah homo economicus, makhluk
yang berkegiatan / beraktifitas secara ekonomi, berproduksi, dan juga sebagai
pusat segala keberhasilan.
3.
Sudut pandang Hukum. Perpektif ini mempunyai anggapan
bahwa sumber daya manusia harus lah seimbang antara kewajiban dan haknya dalam
mencapai tujuan organiasinya. Bilamana perlakuan kewajiban dan hak tidak
seimbang maka akan timbul permasalahan diantaranya mogok kerja dan lain
sebagainya.
4.
Sudut pandang Sosio-kultural. Pandangan ini berangkat
dari dua bagian dari diri manusia, yakni aktualisasi (keberadaan) dan harkat
dan martabat. Dimana dalam aktualisasi ini merupakan sikap pengakuan akan
keberadaan dirinya di masyarakat, sedangkan harkat dan martabat adalah
pengakuan jati dirinya di masyarakat.
5.
Sudut pandang Administrasi. Sudut pandang ini bertolak
dari anggapan bahwa untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam organisasi ini
perlu adanya suatu administrasi di dalam organisasi tersebut.
6.
Sudut pandang Teknologi. Dengan berkembangnya jaman
yang diikuti oleh perkembangan TI yang begitu pesat, maka sumber daya manusia
dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya khususnya di bidang TI.
BAB III
SIMPULAN
Manajemen
Sumber Daya Manusia biasanya didefinisikan sebagai manajemen proses pencarian,
pemilihan, pendayagunaan, pengembangan, dan pemeliharaan sumberdaya organisasi
yang terpenting yaitu manusia. Penerapan model-model kompetensi dalam sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan yang
tidak dapat lagi dihindari oleh organisasi.
SUMBER PUSTAKA
- Manajemen Sumber Daya Manusia 1996 : Drs. Moh. Agus Tulus;
- Arbono Lasmahadi 2002, e-psikologi;
- Sondang P Siagian, 1994;
- www.scribd.com (Wilda Roudhotul Bayan : Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia)