Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternal dengan Analisis SWOT pada Perusahaan Konveksi
Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternal dengan Analisis SWOT pada Perusahaan Konveksi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada
umumnya tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya, meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan maka
diperlukan perencanaan strategi bisnis, dengan memperhatikan misi
perusahaan.
Strategi
untuk suatu perusahaan adalah rencana jangka panjang. Strategi ini
adalah: rencana yang disatukan, artinya mengikat semua bagian perusahaan
menjadi satu; menyeluruh, artinya meliputi semua aspek penting
perusahaan; dan terpadu, artinya semua bagian rencana serasi satu samal
lain dan bersesuaian.
Strategi
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungannya. Sehingga sebelum perusahaan dapat memulai perumusan
strateginya, manajemen terlebih dahulu harus mengamati lingkungan
eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin
terjadi dan mengamati lingkungan internal untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan perusahaan yang juga akan menentukan apakah
perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada
sambil menghindari ancaman-ancaman.
Setiap
perusahaan berhadapan dengan sejumlah pesaing sekaligus pemerintah,
pemasok/penyalur bahan, pemilik, serikat buruh, dan lain-lain.
Perusahaan ini dapat berukuran besar dan menengah maupun perusahaan
lebih kecil dan menggunakan strategi yang dianggapnya paling efektif
untuk mencapai sasarannya. Seperti yang dilakukan wiraswastawan
(enterpreneur) yang memulai usahanya dari nol, biasanya merupakan
perusahaan keluarga (industri rumah tangga), sehingga berhasil memasuki
industri sedang (industri konveksi) sampai menengah ke atas.
Suatu
perusahaan konveksi “X” produk kaos olahraga, seperti yang dialami
perusahaan konveksi lainnya dewasa ini, menghadapi persaingan antar
perusahaan sejenis yang semakin ketat. Dalam mencapai tujuan
perusahaannya, meningkatkan volume penjualan, harus memiliki strategi
bisnis yang efektif dengan mengamati lingkungan eksternal (faktor
eksternal) dan lingkungan internal (faktor internal), yaitu dengan
menggunakan analisis lingkungan SWOT (Strengths, Weaknesses,
Oportunities, dan Threats).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakn, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1) Apakah kelemahan dan kekuatan (faktor internal) perusahaan konveksi?
2) Apakah peluang dan ancaman (faktor eksternal) perusahaan konveksi?
3) Bagaimanakah analisis SWOT dengan mengevaluasi faktor eksternal dan faktor internal?
KAJIAN PUSTAKA
Mengidentifikasi Industri Konveksi
Berdasarkan
produksi yang dihasilkan maka industri konveksi termasuk di dalam
kelompok Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau
benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang
dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung.
Keberadaan
suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya maka industri konveksi termasuk
di dalam kelompok Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu jika
industri konveksi yang didirikan berdekatan dengan tempat tersedianya
bahan baku (industri tekstil).
Berdasarkan proses produksi maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok Industri hilir, yaitu
industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati
oleh konsumen.
Berdasarkan
cara pengorganisasian (modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan
pemasarannya) maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok
Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif
besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara
10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif
lebih luas (berskala regional).
Berdasarkan tenaga kerja yang diperlukan maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok Industri sedang,
yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 orang (atau 9
orang menurut sumber lain) sampai 99 (20 orang menurut sumber lain).
Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga
kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemapuan manajerial tertentu
Selain
pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian
industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/
I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
dimana industri konveksi termasuk di dalam kelompok Industri tekstil,
yaitu industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang
kebutuhan hidup sehari-hari seperti: benang, kain, dan pakaian jadi.
Perbedaan Perusahaan Konveksi dan Perusahaan Garment
Perusahaan
konveksi dan perusahaan garment memiliki persamaan dalam proses
pengerjaan manufaktur, yang disebut CMT (Cut, Make, Trim), yaitu: proses
memotong (cutting), proses menjahit (making), dan proses merapikan
(Trimming) seperti memasang kancing, membordir dan lain sebagainya.
Perusahaan
konveksi dan perusahaan garment memiliki perbedaan dalam proses
produksinya. Di perusahaan konveksi, semua karyawan mengerjakan proses
yang sama. Ketika sedang proses memotong kain, maka semua karyawan
memotong kain saja. Kemudian, ketika memasuki proses menjahit, maka
semua karyawan menjahit, dan seterusnya. Sedangkan di perusahaan
garment, setiap karyawan mengerjakan proses produksi secara
keseluruhan, mulai dari mulai memotong sampai menjadi satu produk
pakaian utuh. Jika satu produk selesai maka dapat dilanjutkan
mengerjakan produk berikutnya.
Berbeda
dengan perusahaan konveksi, perusahaan garment memiliki jumlah pekerja
dan peralatan lebih banyak sehingga dapat memproduksi pakaian dan
memenuhi permintaan lebih banyak pula. Dengan kemampuan modal, skill
dan peralatan yang lebih canggih, ada perusahaan garment yang dapat
mengerjakan sendiri proses mengolah kapas menjadi benang dan benang
menjadi kain. Dibandingkan perusahaan konveksi, perusahaan garment
memiliki segmen pasar yang lebih luas termasuk pasar global. Biasanya
perusahaan mengerjakan produksinya berdasarkan pesanan, misalnya dari
merek besar nasional dan internasional/vendor tertentu. Dengan
perjanjian yang ketat maka pesanan harus dilaksanakan tepat waktu.
Perusahaan membagi pesanan yang tidak mungkin lagi diselesaikan oleh
perusahaan sendiri kepada perusahaan yang lain. Perusahaan yang
mengerjakan pesanan-pesanan yang “disubkontrakkan” atau “dikonveksikan”
ini disebut perusahaan konveksi yang kemudian menjadi cikal bakal
industri konveksi di Indonesia.
Nama-nama
Perusahaan konveksi di Indonesia, antara lain: Victory Dominion
Konveksi (Bandung, Jawa Barat), Konveksi Melati (Surakarta, Jawa
Tengah), Konveksi Mitra Padila (Jakarta Timur, Gelora Konveksi
(Surakarta, Jawa Tengah), Konveksi Serikat Pekka-Pemkab Aceh Barat Daya
(Kuala Batee, Aceh Barat Daya), dan Konveksi Ababil (Madiun, Jawa
Timur).
Peluang Bisnis Perusahaan Konveksi
Bisnis
konveksi sangat populer di Indonesia karena produk yang dihasilkan
adalah bermacam-macam pakaian (kaos, jaket, baju, dan sebagainya) yang
merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga peluang pasar selalu ada.
Pelaku bisnis ini dengan cepat menambah jenis produksinya seperti topi,
tas dan sepatu, mulai dari bahan baku batik sampai kulit.
Memulai
bisnis ini juga cukup mudah. Perusahaan konveksi dapat memulai bisnis
konveksinya hanya dengan modal dua atau tiga unit mesin jahit yang tidak
terlalu mahal harganya di sebuah rumah yang tidak terlalu luas. Dengan
mendapatkan kesempatan mengerjakan pesanan merek global dari perusahaan
besar (garment) maka perusahaan konveksi secara tidak langsung memasuki
pasar luar negeri.
Faktor Internal
Faktor
internal merupakan lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan internal
terdiri dari keuangan dan Akuntansi, SDM, Pemasaran, Operasi, dan
Penelitian/Pengembangan.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi
perusahaan yang daripadanya muncul peluang dan ancaman. Faktor ini
mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk
keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup.
Lingkungan
industri atau lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok
yang secara langsung berpengaruh langsung pada perusahaan dan pada
gilirannya akan dipengaruhi oleh perusahaan. Elemen tersebut adalah
pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing,
pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan
asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya adalah
industri dimana perusahaan dioperasikan.
Lingkungan
bisnis makro atau lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang
tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek
organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan
jangka panjang. Perusahaan-perusahaan besar membagi membagi lingkungan
sosial dalam satu wilayah geografis menjadi empat kategori, terdiri dari
faktor ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-hukum dalam
hubungannya dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.
Analisis SWOT
Analsis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities) namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi tujuan, strategi dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Dalam kondisi yang ada saat ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisa
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matrik SWOT.
Gambar 1: Kerangka SWOT, Matrik dua kali dua
PEMBAHASAN
Identifikasi Lingkungan Internal dan eksternal
Gambar 2: Kerangka SWOT Perusahaan Konveksi “A”
Evaluasi Faktor Internal (Matrik EFI)
Di bawah ini merupakan hasil dari pengolahan matrik internal faktor Evaluation. Untuk menentukan
rating dan bobot merupakan hasil konsultasi dengan pemilik perusahaan.
Dan untuk penilaian nilai skor kalikan rata-rata rating dengan
rata-rata bobotnya, begitupun matrik eksternal Faktor Evaluation.
Tabel 1. Matriks Evaluasi Faktor Internal
Cara Mengisi Tabel
Daftarkan
kekuatan dan kelemahan pada kolom 1. Bobot masing-masing faktor pada
kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin dari faktor tersebut terhadap
posisi strategis perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00. Rating
masing-masing. Rating masing-masing faktor pada kolom 3 berdasarkan
respon perusahaan terhadap faktor tersebut. Kalikan bobot masing-masing
faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot (bobot x
rating) dari masing-masing faktor pada kolom 4. Akumulasi skor terbobot
untuk mendapatkan skor terbobot total untuk perusahaan pada kolom 4.
Hal ini menginformasikan bagaimana perusahaan merespon faktor-faktor
strategis di dalam lingkungan internalnya.
Evaluasi Faktor Eksternal (Matrik EFE)
Matrik Evaluasi Faktor Eksternal digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan.
Tabel 2: Matrik Evaluasi Faktor Eksternal
Daftarkan
Peluang dan Ancaman pada kolom 1. Bobot masing-masing faktor pada
kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin dari faktor tersebut terhadap
posisi strategis perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00. Rating
masing-masing. Rating masing-masing faktor pada kolom 3 berdasarkan
respon perusahaan terhadap faktor tersebut. Kalikan bobot masing-masing
faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot (bobot x
rating) dari masing-masing faktor pada kolom 4. Akumulasi skor terbobot
untuk mendapatkan skor terbobot total untuk perusahaan pada kolom 4.
Hal ini menunjukkan seberapa baik perusahaan menanggapi faktor-faktor
strategis di dalam lingkungan eksternalnya.
Matrik Space Analisis
Selanjutnya setelah menggunakan model analisis Matrik IE, perusahaan itu dapat menggunakan Matrik Space untuk mempertajam analisisnya. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat melihat posisinya dan arah perkembangan selanjutnya. Berdasarkan Matrik Space, Analisis dapat memperlihatkan dengan jelas garis yang bersifat positif baik untuk kekuatan Keuangan (KU) maupun kekuatan industri (KI). Hal ini menunjukan bahwa perusahaan itu secara finansial relatif cukup kuat sehingga dia dapat mendayagunakan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang cukup agresif untuk merebut pasar.
Tabel 3: Matrik Space Analisis
Kita
dapat membuat sekumpulan strategi yang mungkin bagi perusahaan
konveksi berdasarkan kombinasi tertentu dari empat kumpulan faktor
tersebut. Kita menghasilkan Strategi SO dengan memikirkan cara-cara
tertentu yang perusahaan dapat menggunakan kekuatan-kekuatannya untuk
mengambil manfaat dari peluang-peluang yang ada. Kita mempertimbangkan
kekuatan-kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman untuk
mendapatkan Strategi ST. Kita mengembangkan Strategi WO untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi berbagai kelemahan
perusahaan. Akhirnya kita mendapatkan Strategi ST sebagai strategi
bertahan untuk meminimasikan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 4: Matriks SWOT (TOWS)
PENUTUP
Kesimpulan
1. Faktor
internal perusahaan konveksi adalah (1) peralatan yang digunakan semi
tradisional, perluasan perusahaan terbatas, iklan dan promosi tidak
rutin, R&D masih dilakukan manual dan kurang mengglobal (Kelemahan);
dan (2) top manager berpengalaman, pangsa pasar tinggi, perusahaan
terbuka bagi mahasiswa, lokasi strategis dan berorientasi internasional
(kekuatan).
2. Faktor
eksternal perusahaan konveksi adalah (1) cepatnya pertumbuhan penduduk,
kemajuan teknologi, perubahan ngaya hidup masyarakat, konsumen yang
loyal, hubungan baik dengan pemasok (Peluang); dan (2) Pesaing baru,
peraturan pemerintah, kenaikan BBM, perekonomian tidak stabil, dan
persediaan bahan baku langka (ancaman)
3. Berdasarkan analisa SWOT dengan mengevaluasi faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matrik EFI dan EFE dan diformulasikan kedalam matrik space bahwa posisi perusahaan pada saat ini berada pada posisi yang Agresif.
DAFTAR PUSTAKA
Hunger, J. David. and Wheelen, Thomas L. 2000. Manajemen Srategis. Prentice Hall.
Jauch,
Lawrence R. and Glueck, William F. 1988. Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. Terjemahan Henry Sitanggang. 1997 Jakarta.
Penerbit Erlangga.
Winarni.
Wisnubroto, Petrus. and Suyatno, Perencanaan Strategi Pemasaran
melalui Metode SWOT dan BCG guna menghadapi Persaingan dan Menganalisis
Peluang Bisnis. Jurnal diterbitkan. Jogyakarta: Institut Sains dan
Teknologi AKPRIND Jogyakarta.
Ahirra, Anne Bisnis Konveksi, Peluang usaha yang Tidak ada Matinya. Melalui http://AnneAhira.com
Sajo, Daud. Oktober 2009. Klasifikasi Industri. Melalui http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html
Iru. 28 Juli 2011. Konveksi VS Garment. www.pakarkonveksi.info/2011/07/konveksi-vs-garment.html
Start, Daniel. and Hovland, Ingie. A Handbook for Researchers. New Wave, (2002: 170)