MENUJU ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA STRATEGI
Pendahuluan
Perspektif Manajemen Strategik
Ketika pertama kali diperkenalkan, BSC masih
digunakan sebagai saran untuk mengukur kinerja
bisnis.
Dimulai dengan suatu premis bahwa tolok ukur keuangan yang selama ini digunakan
menyebabkan organisasi melakukan tindakan yang keliru akibat bias
informasi
yang diberikan. Tolok ukur keuangan adalah lag indicators yang
melaporkan outcomes sebagai hasil dan konsekuensi tindakan-tindakan masa
lalu, suatu mekanisme yang dipercaya tidak dapat membantu organisasi menatap
masa depannya. Pendekatan BSC tetap mempertahankan tolok ukur kinerja keuangan
dan melengkapinya dengan tolok ukur pemicu ( drive ) atau lead
indicators – suatu tolok ukur non-keuangan, yang menjelaskan bagaimana
kinerja keuangan dapat dicapai, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Dalam perkembangannya, sebagaimana telah dijelaskan dalam bab I, BSC kemudian
berkembang sebagai system manajemen untuk mengeksekusi strategi, mengikuti
pergeseran pengelolaan tangible assets menuju intangible assets .
Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat dan tensi persaingan p[asar
global kian meninggi, organisasi bisnis dituntut untuk memperbaiki strategi
mereka, khususnya, kemampuannya dalam mengeksekusi strategi tersebut guna
memenangkan persaingan bisnis. Meskipun kualitas strategi sangat penting,
tetapi, menurut studi Ernst & Young (1998) terhadap 275 manajer,
kemampuan untuk mengeksekusi strategi dianggap jauh lebih penting. Hasil survey
tersebut melaporkan urutan-urutan prioritas sebagai berikut :
• Strategy Execution;
• Management Credibility;
• Quality of Strategy;
• Innovation (New Product);
• Attract Talented People;
• Market Share.