BAB VI One to One Marketing
Pemasaran satu–per-satu (one-to-one marketing), sama seperti upaya pemasaran personal yang diprakasai oleh Harrah’s Entertainment, mewakili ide yang revolusioner dalam bidang pemasaran saat ini: komunikasi dengan konsumen secara individual, berbasis one-to-one. Para pemasar kontemporer, dari pengecer sampai ke pabrikan produk konsumen sampai ke pedagang bisinis ke bisnis, didorong untuk melihat konsumen mereka sebagai kesatuan individu dibandingkan dengan sebagai pasar masal.
Kebanyakan
bisnis dewasa ini mengikuti aturan pemasaran masal dalam periklanan berdasarkan
waktu dan menjual produk mereka pada jumlah pembeli terbesar—yaitu tujuannya
adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menjual lebih banyak produk
kepada lebih banyak orang. Bagaimanapun, penjualan produk yang lebih banyak
kepada orang yang lebih sedikit melalui filosofi one-to-one marketing adalah
lebih efisien dan lebih menguntungkan. One-to-one marketing adalah didasarkan
pada konsumen, informasi yang intensif, dan orientasi jangka panjang, metode
pemasaran individu yang memfokuskan pada bagian konsumen dibandingkan sebagai
bagian pasar. Sedangkan para pemasar masal mengembangkan suatu produk dan
mencoba mendapatkan sejumlah konsumen untuk produk tersebut, para pemasar
one-to-one mengembangkan seorang konsumen dan mencoba menemukan sejumlah produk
untuk konsumen tersebut.2
One-to-one
marketing dapat dengan mudah dibandingkan dengan perang strategis dan
persenjataan militer. Selama Perang Dunia II, pesawat menyebarkan ratusan bom
untuk dijatuhkan secara kacau balau dengan harapan paling sedikit satu akan
mengenai terget yang dimaksudkan. Sekarang maju cepat ke perang kontemporer dan
Perang Padang Gurun, dimana misi canggih yang dipandu oleh laser mampu menembak
target khusus dari ratusan mil jauhnya.3 Daripada menyebarkan
pesan-pesan sejauh dan seluas sepanjang spektrum dari media masa, para pemasar
one-to-one saat ini mengasah jalannya dalam memilih target pada masing-masing
konsumen individualnya.
Evolusi
One-to-One Marketing
Mungkin
akan mengejutkan banyak para pembaca—khususnya mereka yang dibesarkan dengan
mendengarkan iklan lagu di televisi dan melihat iklan di papan iklan—bahwa
one-to-one marketing tidak semuanya hal baru. Sebenarnya, pada pokoknya hal ini
merupakan sebuah gagasan lama. Sebelum revolusi industri, tidak ada periklanan
masal. Bisnis kecil tumbuh dengan subur dan mendukung komunikasi tersebut.
Peduli dengan tumbuhnya konsumen. Pengusaha toko awal di kota kecil mengingat
produk yang dibeli setiap konsumen dan membuat rekomendasi didasarkan pada
pembeli masa lalu beserta gaya hidup mereka. Produk juga bahkan dapat dibuat
sesuai dengan pesanan atau dimodifikasi guna memenuhi kebutuhan konsumen
khusus.4
Dengan
berlalunya waktu, produksi masal mengarah kepada pembelian dalam volume dan
periklanan media masa. Bisnis di Amerika tumbuh dan makmur dengan pronsip
“membuat dan menjual”—yaitu, perusahaan membuat produk yang sama dalam jumlah
banyak, mengiklankannya ke masyarakat.5 Hasilnya, para pemasar
mengembangkan suatu pandangan yang berbeda terhadap konsumen. Tidak ada yang
unik lagi, semua konsumen dianggap memiliki kebutuhan aygn sama dan dapat
dicapai melalui saluran yang sama dengan pesan yang sama. Seperti yang
dikatakan Henry Ford, “Kita memberikan warna apa pun yang anda inginkan,
sepanjang warnanya hitam”.6
Saat
ini, bagaimanapun konsumen menginginkan banyak pilihan dalam membeli dengan
tepat apa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka dan mengharapkan
perhatian secara individual. Teknologi saat ini memungkinkan bagi perusahaan
untuk melakukan interaksi dengan para konsumen ini dengan cara yang baru,
dengan membiarkan perusahaan untuk menciptakan database yang mengambil data
tersebut dari dan memberikan informasi tersebut kepada, interaksi tersebut.
Perusahaan menggunakan teknologi untuk memungkinkan untuk menyesuaikan produk,
jasa dan komunikasi untuk memenuhi pengharapan itu.7
Sebagai
hasil dari one-to-one marketing dan manfaat dari teknologi, perusahaan
meningkatkan pergeseran dari orientasi yang digerkkan produk (product-driven
orientation) ke penekanan yang digerakkan konsumen (customer-driven
emphasis). Visi awal perubahan ini dikemukakan Stan Rapp dan Tom Collins,
yang membantu menulis buku Maxi-Marketing tahun 1987, yang meringkas arah baru
yang muncul saat itu. penulis tersebut menulis.8
“Setiap
norma yang terbentuk dalam periklanan dan promosi ditransformasikan…. Kita
hidup melewati suatu pergeseran dari penjualan sesungguhnya pada setiap orang
barang yang sama satu generasi yang lalu kepada pemenuhan kebutuhan dan selera
individual dari konsumen dengan pendidikan yang lebih baik dengan memasok
mereka dengan produk dan jasa yang dibuat khusus. Pergeseran tersebut (adalah)
dari ‘mendapatkan penjualan saat ini dengan biaya berapa pun’ untuk membangun
dan mengelola database konsumen guna melacak nilai dari seumur hidup dari
hubungan anda dengan setiap pelanggan. Dengan menurunnya biaya pengumpulan dan
pengaksesan data, kemampuan untuk berbicara secara langsung dengan calon
konsumen dan pelanggan, membangun hubungan one-to-one dengan mereka, akan
bertumbuh.”
Ketika
one-to-one marketing terjadi, tidaklah cukup untuk memahami konsumen dan
calon konsumen melalui kumpulan profil. Masa depan one-to-one
membutuhkan para pemasar memahami para pelanggan mereka dan bekerja sama dengan
mereka, daripada menggunakan mereka sebagai sasaran. Pertempuran untuk menarik
konsumen akan dimenangkan oleh para pemasar yang memahami bagaimana dan mengapa
pelanggan mereka secara individual membeli produk mereka—dan yang mempelajari
tentang bagaimana memenangkan mereka, satu pelanggan pada satu waktu.9
Sebuah
perusahaan yang telah mencakup one-to-one marketing dengan sukses besar
adalah Federal Express. Perusahaan pengiriman terbesar dunia akhir-akhir ini
telah mengubah dirinya dari pemasar yang berorientasi produk menjadi pemasar
one-to-one yang berorientasi pelanggan. Melalui pengumpulan informasi
pelanggan, kemudian menggolongkan mereka berdasarkan nilai pelanggan secara
individual bagi perusahaan dan jasa yang dibutuhkan, FedEx saat ini dapat
menujukan konsumen yang berbesa dengan pesan berbeda yang didasarkan pada apa
yang perusahaan ketahui tentang mereka. Sebagai contoh, jika FedEx mengetahui
konsumen tertentu hanya mengirimkan surat satu malam tetapi menggunakan UPS
untuk mengirimkan kotak domestik, kemudian target pesannya dikirimkan ke pelanggan
untuk mendidiknya tentang pelayanan domestik FedEx. Hal yang sama, jika
perusahaan mengetahui bahwa konsumen ini menggunakan perusahaan pengiriman
lainnya untuk mengirim paket secara internasional, kemudian FedEx dapat
menyakinkan konsumen menerima informasi tentang pengiriman lainnya untuk
mengirim paket secara internasional, kemudian FedEx dapat menyakinkan konsumen
menerima informasi tentang pengiriman internasional perusahaan. Sejauh ini,
FedEx dengan pendekatan one-to-one telah berhasil; dalam segmen
pengiriman kecil, perusahaan telah merealisasikan suatu pengembalian 8
dibanding 1 atas biaya one-to-one marketing-nya.10
Mengapa
One-to-One Marketing Membutuhkan Teknologi Database
Bagaimana
pemasar dapat benar-benar berkomunikasi dengan konsumen mereka seorang dalam
suatu waktu? Bagaimana perusahaan besar seperti Federal Express atau Harrah’s
Entertainment berkomunikasi dengan masing-masing dan setiap orang dari ribuan
atau jutaan konsumen dalam tingkat individu semacam itu?
Jawaban
tersebut terdapat dalam teknologi database. Pada dasarnya, one-to-one
marketing tidak lebih dari hubungan yang digarap oleh seorang tenaga
penjual dengan konsumen. Seorang tenaga penjual yang sukses membangun hubungan
setiap waktu, berpikir secara konstan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen,
dan memperhatikan trend dan pola sejarah pembeli konsumen. Seorang tenaga
penual yang baik sering mengetahui apa kebutuhan konsumen bahkan sebelum
konsumen mengetahuinya. Tenaga penjual mungkin menginformasikan, mendidik, dan
menginstruksikan konsumen tentang produk baru, teknologi, atau aplikasi dalam
antisipasi kebutuhan konsumen mendatang atau syarat lainnya.
Perhatian
yang baik hati ini adalah dasar dari one-to-one marketing—tetapi
terdapat satu perbedaan utama. Bagi tenaga penjual yang sukses, proses
membangun hubungan one-to-one adalah naluriah. Dalam one-to-one
marketing menggunakan teknologi database, hal itu telah direncanakan
sebelumnya dan dilaksanakan secara sadar. Teknologi database menyimpan
informasi yang berhubungan tentang semua konsumen perusahaan dan hubungan serta
membuatnya siap tersedia bagi staf penjualan dan staf pemasaran untuk menilai,
menganalisis serta mengantisipasi kebutuhan konsumen.11.
Teknologi
database dewasa in memungkinkan para pemasar untuk melakukan apa yang
dilakukan oleh para pramuniaga di tahun 1800-an – mengenal konsumen mereka
secara pribadi, berdasarkan basis one-to-one. Sedangkan pedagang masa
awal mungkin hanya memiliki lima puluh atau seratus pelanggan paling banyak
untuk ditelusuri, para pemasar one-to-one masa kini dapat menelusuri
pelanggan mereka secara individual melalui teknologi database, meskipun
jumlah mereka jutaan. Dalam era peningkatan jumlah informasi ini, teknologi database
memungkinkan para pemasar untuk menyaring jutaan data untuk menuju pelanggan
yang tepat, untuk mengembangkan dasar komunikasi yang tepat berdasarkan
kebutuhan pelanggan ini, dan memonitor hubungan yang berlanjutan, melakukan
pelanggan ini, dan memonitor hubungan yang berlanjut, melakukan penyesuaian
dalam strategi pesan sesuai kebutuhan. Teknologi database merupakan
jantung dari one-to-one marketing.
Penggunaan
perangkat lunak database, institusi keuangan dapat menggunakan informasi
pelanggan untuk menyediakan jasa secara pribadi bagi pengguna ATM. Memanggil
data yang tersimpan tentang pelanggan, sebuah ATM dapat menentukan apakah
seorang konsumen memiliki rekening pensiun individu di bank dan kemudian
menyiarkan pesan pribadi yang singkat tentang perjanjian gratis Roth IRA yang
jatuh tempo dalam dua minggu, misalnya. ATM tersebut dapat mengingat bahwa
seorang pelanggan suka melakukan penarikan dana dalam pecahan $50. Paara
pelanggan bahkan dapat memilih latar belakang tampilan layar ATM dari menu
desain termasuk logo tim hockey. Sebagian besar pelanggan menikmati pelayanan
khusus ini ketika pembuat ATM, NCR Corporation mensurvei pelanggan, kira-kira
setengahnya mengatakan bahwa mereka tidak perduli apakah bank mereka
menggunakan informasi rekening apabila hal tersebut menuntun pelayanan lebih
baik menuju kepada kebutuhan mereka12.
Meningkatnya
Investasi Teknologi Database
One-to-one
marketing menggunakan
teknologi database mengalami peningkatan secara pasti. Menurut survei
perkiraan database baru-baru ini, delapan dari sepuluh perusahaan
mempunyai beberapa database sejenis. Investasi pada teknologi database
sedang meningkat, terutama bidang perawatan kesehatan, peralatan dan pemasar
asuransi. Organisasi perawatan kesehatan sedang mencoba memecahkan masalah
mempertahankan pelanggan dan masalah kepuasan dan perusahaan yang melayani
kepentingan umum. Menghadapi masa depan yang tidak diatur, sedang mencoba untuk
mengerti pelanggannya untuk pertama kalinya. Perusahaan asuransi sedang mencoba
menyimpan “peristiwa kehidupan” seperti perkawinan atau kelahiran bayi, untuk
melayani sebagai pemicu penjualan13. Donelley Marketing baru-baru
ini menemukan bahwa sekitar 85 persen dari pabrikan dan pedagang eceran percaya
bahwa mereka membutuhkan database pemasaran untuk menjadi kompetitif
setelah tahun 2000.14
Ukuran
dari banyak database sangat mencengangkan: Ford Motor Co., lima puluh
juta nama; Kraft General Foods, dual puluh lima juta; Citicorp, tiga puluh
juta; dan Kimberly Clark (pembuat popok bayi Huggies), sepuluh juta nama orang
tua baru. GM saat ini mempunyai database dari dua belas juta pemegang
kartu kredit GM, memberikan perusahaan akses pada sejumlah besar data tentang
kebiasaan belanja mereka. GM juga melakukan survei pada pelanggan tersebut
untuk memperoleh informasi tentang kebiasaan berkendaraan dan kebutuhannya.
Walaupun
pengembangan database bagi upaya one-to-one marketing dapat
mahal, pengembalian atas investasinya dapat sangat besar. upaya one-to-one
marketing Federal Expreass yang ditargetkan untuk menangkap konsumen usaha
kecil menghasilkan 130 persen lebih baik, dan menghasilkan pendapatan lebih
banyak hampir 65 persen, dibandingkan dengan kampanye pemasaran masal yang
serupa.15 Land Rover Ltd., menggunakan databasenya untuk
mengidentifikasi empat ribu pemilik Range Rover dan mengundang mereka pada
suatu acara pemasaran khusus yang menjual seribu kendaraan baru seharga $52.000
setiap unitnya. Biaya pengiriman dan manajemen database sebesar $150.000,
mewakili 346 persen pengembalian atas investasi dalam teknologi database yang
dapat dijangkau untuk mempraktikkan one-to-one marketing yang dilakukan oelh
Village Country Inn of Vermont dalam kotak “Wawasan pengusaha”.
Villa
Country Inn, Manchester, Vermont
One-to-one
marketing tidak perlu
dicadangkan untuk perusahaan Fortune 500 dengan dana tidak terbatas dalam
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Pemilik dan pengusaha usaha
kecil telah lama mengetahui bahwa dengan mengenal konsumennya, membina hubungan
dan memberikan perhatian serta pelayanan one-to-one dapat mengakibatkan keunggulan
bersaing yang sangat besar—dan mereka tidak membutuhkan perangkat lunak yang
mahal atau banyak pembuat program untuk melakukannya. Tidak seorangpun
mengetahui hal ini lebih baik daripada Anne and Jay Degen, pemilik Villa
Country Inn, sebuah penginapan bergaya Victoria yang indah berlokasi di
Manchester Village yang bersejarah, terletak di pusat Green Mountains, Vermont.
Walaupun
Degens tidak mempunyai pengalaman sebelumnya sebagai pemeliharaan penginapan
sebelum membeli penginapan tersebut tahun 1985, mereka berpendapat awal tentang
pentingnya memanjakan para tamu mereka dan menyediakan peningkatan
sungguh-sungguh dan peremajaan pengalaman. Suasana penginapan dan perhatian
khusus yang diterima dari Degens dan para karyawannya membuat para tamu tersebut
terfokus pada kehidupan pribadi mereka, santai dan menikmati waktu yang
berkualitas. Villa Country Inn di iklankan di semua tempat yang tepat, tetapi
Degens juga menyadari akan pentingnya untuk memuaskan para tamunya yang akan
memilih Villa Country Inn dari tahun ke tahun. Masih lebih baik, kepuasan para
tamu diterjemahkan menjadi kata-kata dari mulut yang positif dan sumber
penunjukkan yang tiada habisnya.
Dengan
demikian Degens mulai dengan serangkaian taktik kecil yang dirancang untuk
meningkatkan kepuasan para tamu dan pada waktu yuagn bersamaan mengumpulkan
sejumlah informasi menarik yang akan membuat tamu untuk tinggal, seperti halnya
juga tinggal di masa mendatang, yang lebih dapat dinikmati. Pengumpulan
informasi dimulai pada waktu tamu melakukan reservasi. Bagi tamu yang bukan
merupakan tamu kunjungan kembali ditanyakan bagaimana mereka mendengar tentang
penginapan tersebut. Para tamu juga ditanya secara tidak kentara tentang
peristiwa khusus yang akan mereka rayakan atau permintaan khusus atau keperluan
yang mereka inginkan. Informasi tersebut disimpan dalam sebuah program database
yang disebut: Guest Tracker, yang juga menampung kapan dan berapa sering para
tamu berkunjung, ulang tahun, perayaan tahunan, minat khusus dan informasi lain
tentang konsumen yang memberikan petunjuk kepada Degens tentang kesukaan dan
ketidaksukaan mereka.
Ketika
seorang tamu tiba, Degens menggunakan informasi yang telah dikumpulkan
sebelumnya tentang para tamu tersebut untuk memberikan sentuhan khusus, seperti
mengetahui kamar yang mana paling disukai, atau kejutan seperti sebotol
sampanye untuk merayakan suatu perayaan tahunan. Kartu ucapan selamat datang
secara pribadi yang ditempatkan pada setiap kamar untuk menyambut para tamu
pada kedatangan mereka untuk dengan segera memberikan mereka kesan bahwa mereka
adalah spesial. Sentuhan efektif lainnya adalah meletekkan booklet pada setiap
kamar yang menceritakan secara rinci sejarah penginapan tersebut dan
meninggalkan perasaan pada tamu bahwa mereka mengenal secara pribadi Degens dan
mengerti tingkat komitmen mereka untuk membuat tinggal disana senyaman mungkin.
Kartu
komentar diletakkan disetiap kamar bagi para tamu untuk mengisinya, memberikan
Degens dengan informasi yang lebih berharga tentang kesan para tamu dari
menginapnya mereka, kesukaan atau ketidaksukaan mereka, dan apa yang akan
membuat kunjungan mereka selanjutnya lebih menyenangkan. Saran-saran
ditambahkan dalam catatan konsumen dan dijadikan acuan ketika mereka datang
kembali. Misalnya, informasi yang terkumpul sedikit dari kartu komentar
memberikan petunjuk tentang apa yang paling menyenangkan mereka, siapakah
karyawan favorit atau apa yang mereka mungkin suka atau tidak suka tentang
kamar atau restoran. Ketika seorang tamu kembali, Degens sekarang dilengkapi dengan
informasi pribadi yang mendalam yang dapat digunakan untuk membuat kunjungan
berikutnya bahkan menjadi lebih spesial. Jika seorang tamu menunjukkan, sebagai
contoh, bahwa dia sangat senang dengan orang penunggu tertentu di restoran,
maka Degens dapat memastikan bahwa mereka akan mendapatkan orang penunggu yang
sama pada kunjungan berikutnya. Jika konsumen terganggu oleh suara tamu sebelah
pada kunjungan sebelumnya, Degens dapat memindahkan kamar untuk menemukan kamar
yang mungkin merupakan tempat yang paling sunyi dari penginapan tersebut.
Menyediakan
lapisan gula di atas kue terhadap proses membangun hubungan one-to-one, para
tamu akan menerima catatan terima kasih secara pribadi dari Degens dalam
seminggu dari mereka tinggal. Catatan ucapan terima kasih yang ditulis tangan
dan diberikan kepada para tamu atas kunjungan ke penginapan dan menganjurkan
mereka untuk kembali di masa mendatang. Dengan kartu sederhana ini, para tamu
merasakan suatu perasaan kesetiaan terhadap Village Country Inn.
Dua
sampai tiga kali setahun, Degens menggunakan database mereka dalam
menggolongkan para tamunya sehubungan dengan frekuensi kunjungan untuk
komunikasi surat degnan langsung. Para tamu mereka yang paling berharga
dikirimkan penawaran khusus di luar musim untuk mendorong mereka untuk kembali.
Degens juga telah mengembangkan sejumlah paket romatis, tersedia selama di luar
musim, yang menjanjikan untuk mengumpulkan kembali romansa kepada kehidupan
dari tamu yang berulang.
Dalam
tahun sejak Degens memperbaiki penginapan tersebut, mereka telah menjadi tuan
rumah bagi lebih dari dua puluh ribu tamu yang datang dari seluruh penjuru
dunia. Meskipun mereka mengakui bahwa mereka mulai dengan memikirkan tamu
mereka akan mengunjungi sekali dan kemudian pindah setiap kali ke tempat yang
baru dan berbeda, mereka sekarang mengerti inlai sesungguhnya dari pengembangan
hubungan yang berkelanjutan dengan para tamu mereka. Dewasa ini, lebih dari 80
persen tamu Village Country Inn adalah pengulangan atau penunjukkan dan banyak
konsumen terbaik mereka telah menjadi tamu di penginapan tersebut sebanyak lima
belas kali.17
Kekuatan
yang Mempengaruhi One-to-One Marketing
Beberapa
kekuatan telah membantu membentuk fokus baru one-to-one pada konsumen. Mereka
termasuk masyarakat yang lebih beragam, konsumen yang menuntut lebih banyak dan
mempunyai waktu sedikit, permintaan untuk tanggung jawab pemasaran.18
Meningkatnya
Perbedaan
Tahun
1950 dan 1960-an, Amerika berusaha untuk menjadi Leave It to Beaver dan Dick
and Jane yang ideal dari gaya hidup yang sempurna. Keluarga ideal adalah
keluarga kulit putih dan tinggal di rumah pinggiran kota yang nyaman, ayah
bekerja untuk mendukung keluarga dan ibu tinggal di rumah untuk menjaga
kerapihan rumah dan membesarkan anaknya. hidup itu sederhana, ayah pulang ke
rumah dari bekerja pukul lima, keluarga makan malam bersama, dan kemudian
berkumpul di sekitar televisi untuk menonton acara The Ed Sullivan Show.
Walaupun tidak semua orang dari era tersebut hidup dengan gaya demikian, hampir
setiap orang setuju bahwa itu adalah yang ideal.
Dewasa
ini, kurang dari 7 % dari rumah tangga sesuai dengan profil ini. Keluarga
modern dibagi menjadi beberapa segmen yang lebih kecil, seperti pasangan yang
belum menikah hidup bersama, ayah atau ibu mengepalai rumah tangga sendiri,
keluarga menikah tanpa anak, pasangan homosexsual, tinggal sendiri atau dengan
teman sekamar, “sekumpulan orang yang sudah berumur tanpa anak” dan banyak
perubahan lainnya.
Bahkan
lebih penting dibandingkan keragaman dari rumah tangga dewasa ini, bagaimanapun
adalah penerimaan dari masyarakat tentang keragaman itu. kini, orang mengakui
dan menerima keragaman, serta definisi pada apa yang dapat diterima telah
berubah sehubungan dengan keluarga telah berubah. Tidak lagi yang menikah
mempunyai anak secara otomatis dipikir lebih baik daripada menajdi orang tua
tunggal, atau tinggal di pinggiran kota lebih baik daripada tinggal di kota,
atau menjadi orang berkulit putih lebih baik dari orang Amerika Latin atau
menjadi orang Asia.
Permintaan
Bertambah, Konsumen Kekurangan Waktu
Konsumen
saat ini semakin terikat oleh waktu daripada generasi sebelumnya. Sementara itu
peningkatan yang terus-menerus dalam jumlah wanita dalam angkatan kerja,
peningkatan ibu yang bekerja, dan peningkatan dalam jumlah rumah tangga dengan
orangtua tunggal kebanyakan dipimpin oleh wanita bukan lagi trend baru, Wall
Street Journal akhir-akhir ini melaporkan kemungkinan wanita menjadi mayoritas
angkatan kerja Amerika untuk pertama kali. Sebagai akibatnya, konsumen
mempunyai waktu sedikit untuk menghabiskannya pada sesuatu kecuali yang
merupakan detail yang paling menekan dalam hidup mereka. Hal ini berdampak yang
mendasar pada perilaku pembelian konsumen. Konsumen menjadi lebih menuntut,
lebih tidak sabar dan kurang suka menghabiskan waktu menderita dalam pembelian
kecil atau mengendarai sepanjang kota untuk menuju mall. Ini merupakan bukti
dalam statistik yang memperlihatkan lebih dari 132 juta orang Amerika—hampir
tiga-perempat dari populasi—memesan barang atau jasa melalui telepon atau surat
setiap tahunnya.19 Perkembangan pedagang eceran dalam Internet juga
membuktikan pengurangan waktu bagi Amerika. Tahun 1998, sekitar tujuh belas
juta orang Amerika membeli sesuatu melalui Internet, naik dari kenyataan di
mana tidak seorangpun melakukannya tiga tahun sebelunmya.20
Penurunan
Loyalitas terhadap Merek
Tahun
1975, penelitian terhadap pria dan wanita yang menjadi kepala rumah tangga,
lebih dari tiga-perempat menyetujui kalimat “saya berusaha untuk setia kepada
merek terkenal”. Sepuluh tahun kemudian, hanya sedikit di atas separuh yang
menyetujui pernyataan yang sama. Trend ini telah berlanjut pada tahun 1990-an
dan sampai abad yang baru. Konsumen sekarang lebih menyukai untuk mencoba
barang-barang generik atau beralih maju mundur di antara merek utama dalam
setiap kategori. Mereka juga lebih mungkin berbelanja dengan adanya diskon dan
apabila ditampilkan dengan dua merek bersaing, konsumen akan lebih memilih
berdasarkan pertimbangan harga.
Penurunan
loyalitas pada merek dianggap disebabkan sebagian oleh pemberian kupon yang
berlebihan kupon, perjanjian dagang dan promosi dengan harga serendahnya oleh
pabrikan dan pengeceran yang membiasakan konsumen untuk mencari transaksi
terbaik. Loyalitas merek juga goyah akibat perkembangan dari merek yang
tersedia, dengan ribuan produk yang diperkenalkan setiap tahunnya. Dengan
banyaknya pilihan produk, konsumen menjadi sering kali bingung tentang
perbedaan produk atau mereka kekurangan waktu untuk mempelajari tentang setiap
merek baru. Sebagai akibatnya, konsumen sering berusaha untuk mendasarkan
pembelian mereka pada harga.
Penurunan
loyalitas terhadap merek dapat juga disebabkan oleh peningkatan kekuasaan dari
banyak pengecer saat ini. Pengecer semakin mengambil kendali dalam hubungan
mereka denga pemasar merek, mendikte tingkat dan tipe promosi di toko,
penempatan produk dan harga. Pengecer juga lebih canggih dalam pengembangan
program komunikasi konsumennya, termasuk pengiriman langsung multi-kupon dan
program pemasaran berorientasi hubungan. Sebagai akibatnya, konsumen akan
membangun hubungan yang lebih dengan pengecer tertentu dibandingkan mereka
terhadap sebuah merek. Misalnya, konsumen mungkin mengendarai lebih tiga puluh
mil atau lebih ke toko Wal-Mart untuk berbelanja walaupun mereka bisa mendapatkan
merek yang sama pada harga yang relatif sama di toko dekat rumahnya.
Munculnya
Alternatif Media Baru
Tiga
puluh tahun yang lalu, sebagian besar masyarakat Amerika menghabiskan malam
mereka di depan televisi, menonton jaringan program NBC, CBS, atau ABC. Mereka
juga lebih suka membaca surat kabar dan berlangganan majalah berita umum
seperti Life atau Time. Para pemasar menjangkau para konsumen dengan membungkus
media massa dengan periklanan citra.
Saat
ini konsumen yang sibuk tidak semuanya suka menghabiskan malam mereka dengan
menyaksikan sitcom terakhir pada jaringan televisi. Sebagai pengganti, mereka
mungkin menjelajahi ratusan saluran tersedia melalui sistem satelit langsung,
menonton film sewaan, atau mengunjungi permainan favorit mereka atau situs
berita melalui Internet. Surat kabar dan majalah umum memberi jalan pada
berlimpahnya publikasi khusus yang melayani serangkaian minat yang luas.
Dengan
munculnya alternatif media baru dan bervariasi, periklanan media massa tidak
pernah akan sama. Pemasar harus terus-menerus membagi uang dolar untuk iklan di
antara bermacam media yang tersedia, konsentrasi pada yang akan membawa mereka
untuk menghasilkan uang yang terbanyak. Meskipun periklanan media massa pada
jaringan televisi atau melalui majalah minat umum akan selalu memainkan peranan
penting dalam mengkomunikasikan pesan merek, hal itu tidak akan lagi menjadi
sumber yang dominan seperti dulu.
Tuntutan
Tanggung Jawab
Dampak
dari periklanan media massa terhadap penjualan selalu sulit diukur. Generasi para
pemasar mengutip John Wanamaker, pedagang Amerika akhir abad ini, mengatakan,
“saya tahu setengah bagian dari pemasangan iklan saya adalah pemborosan. Saya
hanya tidak tahu setengah bagian mana yang boros tersebut”. Menurut sejarah,
hasil dari pengeluaran pemasangan iklan surat kabar atau televisi hanya dapat
diukur melalui penjualan mendatang atas penawaran yang diiklankan, peningkatan
pangsa pasarnya, atau meningkatnya lalu lintas toko. Bahkan taktik promosi
penjualan, yang memberikan pengukuran yang lebih dibandingkan upaya media
massa, telah diserang. Misalnya, kupon didistribusikan melalui iklan selipan
bebas yang ditemukan pada koran minggu adalh sebanyak bentuk dari periklanan
media massa sebagai iklan citra satu halaman penuh di koran yang sama, dan oleh
karenanya, sebagian besar tidak dapat dipertanggungjawabkan. Para pabrikan saat
ini berada di bawah tekanan untuk mempertahankan pertumbuhan dan keuntungan
bagi para pemegang sahamnya. Adalah tidak dapat diterima untuk mengatakan bahwa
penjualan meningkat setelah kampanye iklan. Manajemen saat ini memerlukan bukti
bahwa uang yang mereka habiskan pada iklan dan pemasaran akan mendatangkan
hasil.
Bagaimana
Seharusnya Trend Ini Mempengaruhi One-to-One Marketing?
Apa
yang dikatakan oleh kekuatan tersebut pada para pemasar? Bagaimana mereka
mendorong filosofi yang berfokus-konsumen dari one-to-one marketing?
Sebagai
permulaan, masyarakat yang lebih beragam telah mengatur pemasaran tahun
sebelumnya bahwa satu ukuran cocok untuk semua tidak lagi sesuai. Konsumen
tidak ingin diperlakukan lagi sebagai masal. Sebaliknya mereka ingin
diperlakukan sebagai individu-individu mereka sendiri, dengan kebutuhan dan
keinginan unik yang mereka miliki. Dengan sifat personalnya, one-to-one
marketing dapat memenuhi hasrat tersebut.
Kedua,
banyak upaya pemasaran yang lebih langsung dan personal akan terus tumbuh untuk
memenuhi kebutuhan para konsumen yang tidak memiliki waktu untuk berbelanja dan
membuat keputusan membeli. Dengan sifat pribadi dan ditargetkan dari one-to-one
marketing, para konsumen dapat menghabiskan sedikit waktu untuk membuat
keputusan membeli dan lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal yang lebih
penting.
Ketiga,
para konsumen hanya akan setia pada perusahaan dan merek-merek yang memperoleh
kesetiaan mereka dan memperkuatnya pada setiap kesempatan membeli. Teknik
one-to-one marketing fokus pada menemukan pelanggan terbaik bagi perusahaan,
memberi imbalan untuk loyalitas mereka, dan terima kasih mereka untuk bisnis
mereka.
Keempat,
pendekatan media massa akan menurun dalam pentingnya dengan kemajuan riset
pasar dan teknologi database yang memungkinkan para pemasar mengumpulkan
sejumlah informasi terperinci dari para pelanggan mereka, bukan hanya perkiraan
penawaran melalui demografis tetapi nama dan alamat jelas. One-to-one
marketing akan meningkat dalam pentingnya dan menawarkan pada pemasar cara
mencapai keberhasilan dalam biaya yang lebih efektif untuk mencapai pelanggan.
Akhirnya tuntutan tanggung jawab akan mendorong pertumbuhan one-to-one marketing
dan membenarkan eksistensi yang berkelanjutan.
One-to-one
marketing adalah suatu komitmen besar dan sering kali berbalik 180
derajat bagi para pemasar yang telah menghabiskan setengah akhir abad dua puluh
ditengah-tengah upaya pemasaran masal. Meskipun pemasaran masal mungkin akan
selalu menjadi bagian dari bauran promosi, khususnya untuk menciptakan
kesadaran merek atua untuk mengingatkan para konsumen kepada suatu produk,
keunggulan dari one-to-one marketing tidak dapat diabaikan.
Sebagai pemasar yang mulai dalam milineum baru ini, perintah baru pemasaran
masa depan akan berdering kuat sekali dalam setiap kuping pemasar: “Kenali
pelanggan Anda dan lakukan komunikasi dengan berdasarkan pada apa yang Anda
ketahui”.21
Sebuah
Proses Komunikasi Pemasaran yang Direvisi
Proses
komunikasi pemasaran masal tradisional, yang diperkenalkan di Bab 15, di mana
setiap orang menerima pesan yang sama melalui saluran yang sama, tidak lagi
dipegang dengan benar di dalam lingkungan one-to-one marketing.
Ingat kembali pada proses komunikasi pemasaran masal yang diuraikan dalam
Gambar 15.2 yang menggambarkan pengiklan atau pemasar mengirim berita promosi
melalui beberapa jenis saluran pemasaran masal, seperti iklan televisi atau
papan iklan di jalan, pada target hadirin. Kegaduhan dari periklanan yang
bersaing mempengaruhi penulisan dan penguraian sandi dari suatu pesan. Umpan
balik dalam efektivitas komunikasi didapat dari riset pasar dan perubahan dalam
tingkat penjualan atau pangsa pasar.
Sekarang,
bandingkan proses ini dengan Gambar 20.1, yang menggambarkan komunikasi
pemasaran dengan yang menggunakan one-to-one marketing dan
teknologi database. Proses komunikasi one-to-one marketing yang
direvisi mengalir sebagai berikut : (1) pemasar one-to-one, pengirim,
membuat sandi pesan secara individual bagi para pelanggan dan calon yang
diidentifikasi dari database; (2) pesan kemudian disampaikan melalui
saluran komunikasi langsung, seperti surat langsung, seorang petugas penjualan,
pemasaran melalui telepon, atau langsung melalui Internet; (3) pelanggan atau
calon pelanggan, penerima, menerjemahkan pesan secara personal; (4)
pelanggan atau calon pelanggan merespons komunikasi tersebut dlaam bentuk suatu
respons, pembelian, atau komunikasi lainnya; (5) pemasar one-to-one menangkap
respons, mengembalikannya kepada database pemasaran di mana dapat
membantu membentuk komunikasi pemasaran berikutnya.
Walaupun
aliran proses komunikasi pada dasarnyaadalah sama, dari pemsar ke pelanggan,
ada beberapa perbedaan yang penting. Pertama, penyandian pesan adalah secara personal
ke individu. Dibandingkan komunikasi masal di mana pesan yang sama
dikirimkan ke suatu kelompok responden potensial yang besar yang mungkin
tertarik atau tidak tertarik, suatu komunikasi one-to-one dikirim secara
relatif kepada sedikit individu yang diketahui tertari. Novartis Seeds Inc.,
suatu bisnis pertanian yang berbasis di Minneapolis memproduksi brosus berwarna
untuk tujuh ribu petani yang disesuaikan menurut pesanan secara individual.
Setiap bagian menampilkan produk terpilih oleh penyalur Novartis secara khusus
untuk petani berdasarkan informasi terkumpul mengenai operasi pertanian dan
jenis-jenis hasil panen yang ditanam. Sebagai ganti tiga puluh halaman katalog
yang dikirimkan Novartis secara tradisional, pelanggan mendapatkan satu halaman
brosur dengan hanya lima atau enam produk yang mereka butuhkan, ditambah
produk-produk kelengkapan lainnya yang dirasa oleh para dealer yang patut
mereka pertimbangkan.22
Kedua,
saluran yang digunakan untuk mengirimkan pesan adalah saluran langsung
dibandingkan saluran media massa. Dengan saluran media massa seperti televisi
atau surat kabar, para pemasar tidak mengetahui secara personal dengan siapa
mereka mencoba untuk berkomunikasi. Dengan saluran langsung one-to-one,
pemasar memiliki beberapa informasi tentang masing-masing pelanggan individual.
Selanjutnya, dengan saluran media massa, perusahaan tidak dapat merespons
dengan cepat terhadap reaksi pelanggan atas pesan tersebut. Sebagai gantinya,
mereka harus menunggu untuk melihat apakah orang tersebut memberikan reaksi
secara positif atau secara negatis melalui melakukan penelitian atau memantau
penjualan dan pangsa pasar. Dengan suatu saluran langsung one-to-one,
para pemasar dapat menangkap respons pelanggan individu dan menggunakan
informasi ini untuk membentuk komunikasi di masa mendatang.
Ketiga,
perhatikan bahwa kegaduhan(noise), atau campur tangan dari periklanan
yang bersaing, artikel berita, atau persaingan pajangan toko, tidak terdapat
dalam proses mokunikasi one-to-one marketing. Hal ini karena
komunikasi langsung terjadi secara langsung dari pemasar ke pelanggan atau
calon, dengan intervensi yang sedikit dari pesan yang bersaing. Meskipun tidak
ada lingkungan komunikasi yang sepenuhnya bebas dari gangguan kegaduhan –
anjing mungkin menggongong, anak-anak menyela, atau dering telepon – proses
komunikasi one-to-one datang sedekat mungkin sebagai bebas dari
kegaduhan. Dengan gangguan yang lebih sedikit, penerima pesan one-to-one
marketing lebih menyukai menerima dan menginteprestasikan komunikasi
secara benar.
Terakhir
dalam proses komunikasi One-to-One respons individu tersebut dapat
ditangkap, memungkinkan pemasar menggunakan respons tersebut untuk memperbarui
catatan pelanggan, menyesuaikan upaya pemasaran mendatang, dan menyediakan
memberikan pertanggungjawaban atas pemakaian dana pemasaran. Chris Zane’s
Cycles, diBrandford, Connecticut, menggunakan respons yang lalu dari pelanggan
untuk menyesuaikan komunikasi pemasaran mendatang. Setiap bulan Maret, Zone
mencati databasenya untuk pelanggan yang membeli kursi bayi tiga tahun
yang lalu. Mengetahui mereka mungkin ingin membeli sepeda anak-anak segera,
Zane mengirimkan para pelanggan tersebut sebuah kartu pos yang menunjukkan
persediaan sepeda anak-anak miliknya dan menawarkan diskon kecil untuk
pembelian. Sektar 60 persen pelanggan yang menerima kartu pos ini kembali
membeli sepeda.
Keuntungan
dari One-to-One Marketing
Nilai
kemungkinan bagi bisnis dengan mengetahui para pelanggannya dengan basis One-to-One
kelihatannya tanpa batas. Khususnya, melalui One-to-One marketing
yang menggunakan teknologi database para pemasar memiliki.
·
Kemampuan untuk mengidentifikasi para pelanggan yang paling banyak dan
paling sedikit menguntungkan: Para pemasar dapat berhenti melakukan
pemborosan upaya komunikasi pemasaran dan biaya dengan melalui pengeluaran yang
lebih proposeional pada pelanggan yang paling banyak meguntungkan dan berkurang
pada mereka yang menyediakan kesempatan penjualan paling sedikit. Di Federasi
Express, pengeluaran pemasaran disesuaikan dengan nilai sama kepada seluruh
perusahaan. Daripada mengirimkan pesan yang sama kepada seluruh pelanggan.
Memboroskan banyak biaya pemasaran untuk mencapaipara pelanggan yang
tidak tertarik biaya pemasaran untuk mencapai para pelanggan yang tidak
tertarik atau bernilai rendah terhadap perusahaan. FedEx mencoba lebih jauh
untuk memperoleh bisnis dari mereka yang memiliki potensial lebih dalam bisnis
masa depan.
·
Kemampuan untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan:
biayannya secar signifikan kurang untuk mempertahankan pelanggan saat ini
dibandingkan dengan calon untuk meningkatkan konsumsi atau melakukan penjualan
sliang atau menjual barang bermutu tinggi dengan harga mahal kepada pelanggan
yang ada saat ini dibandingkan memenangkan konsumen yang baru. Lebih lagi,
agaknya para pelanggan yang puas akan lebih suka mereposn terhadap promosi
lainnya jika mereka telah percaya terhadap pada pemasar. Nilai seumur hidup
dari seorang pelanggan, karenannya merupakan keunggulan yang sangat besar.
amazon.com, pemimpin penjual buku melalui internet, menbanggakan bahwa lebh
dari 64 persen penjualannya dalam tahun 1998 berasal dari pelanggan berulang.
Perusahaan menawarkan kepada pelanggan on-line dengan pengalaman pribasi
setiap kali mereka mengunjungo situs tersebut, menawarkan buku dan saran-saran
musik yang didasarkan pada perilaku pembelian masa lalu dari pelanggan
tersebut.
·
Kemampuan untuk upaya pemasaran sasaran hanya kepada orang yang
kemungkinan tertarik: Dengan one-to-one marketing, sejumlah perusahaan
dapat memprediksi dengan lebih baik respons atas penawaran pemasaran,
memungkinkan mereka untuk melaksanakan kampanye yang sangat tersegmentasi dan
dikendalikan dengan ketat. Daripada mengirirn ribuan surat langsung, seorang
pemasar dapat menargetkan suatu penawaran hanya terhadap ratusan, atau bahkan
mungkin sejumlah kecil pelanggan yang benar-benar tertarik, meningkatkan
tingkat respons dan menurunkan biaya. Dolar yang dihamburkan untuk mencapai
konsumen yang tidak tertarik sekarang dapat difokuskan kembali dan diarahkan
kembali untuk mempengaruhi keputusan membeli hanya terhadap konsumen yang
kemungkinan membeli. Dengan menggunakan teknik analisis database untuk menilai
kemungkinan orang membeli. katalog "In the Company of Dogs" hanya
menyurati orang-orang tersebut yang telah menunjukkan bahwa mereka ingin
membelanjakan uang untuk anjing mereka.
·
Kemampuan untuk menaujarkan pesan yang beragam bagi konsumen yang berbeda:
Daripada melakukan periklanan membabi-buta secara masal, para pemasar dapat
menyesuaikan komunikasi pemasaran menurut kebutuhan masing-masing pelanggan
atau sejarah pembelian mereka. Daripada mempraktikkan pemikiran pemasaran satu
ukuran cocok untuk semua", para pemasar sekarang dapat memperlakukan
setiap konsumen sebagai individu yang sebagaimana adanya. Pembuat bahan makanan
alamiah, Whole Foods, yang berbasis di Austin, Texas, mengoperasikan program
one-to-one marketing yang membiarkan pelanggan memilih departemen favorit
mereka. Setiap pembeli mendapatkan kartu diskon dengan bar-kode yang memberikan
poin bagi pembelian di seluruh toko tersebut. Begitu pelanggan mengumpulkan
poin yang cukup, Whole Foods memberikan diskon 10 persen di departemen yang
menjadi pilihan pembeli. Toko mencatat semua pembelian untuk rnemonitor
perilaku pembelian dan menyesuaiakan surat serta penawaran kepada para pemegang
kartu berdasarkan pada apa yang mereka beli.
·
Meningkatkan pengetahuan mengenai para pelanggan dan colon pelanggan:
Para pemasar masal mengetahui sangat sedikit tentang pelanggan mereka.
Dengan one-to-one marketing dan database yang telah dikembangkan dengan
baik, para pemasar dapat dengan mudah dan secara reguler mengakses secara
mendalam, informasi seperti sensus tentang pela'nggan mereka, memungkinkan
mereka untuk membuat keputusan pemasaran yang lebih informatif. Misalnya,
dengan database one-to-one marketing berdasarkan informasi tempat pembelian,
pengecer audio kelas atas Bang & Olufsen mampu mendirikan suatu profil dari
pelanggan yang khas. Yang mengejutkan perusahaan, rata-rata pelanggan Bang
& Olufsen berumur lima puluh tahun dengan pendapatan rumah tangga sekitar
$150.000. Perusahaan mempunyai pemikiran awal jenis pelanggannya adalah
konsumen berusia tiga puluhan dengan penghasilan sekitar $ 50.000 per tahun.
Data tersebut membantu menargetkan pelanggan melalui surat langsung dan juga
menargetkan wilayah yang lebih masuk akal untuk memiliki toko pengecer. Bang
& Olufsen juga membuat perubahan terhadap bauran medianya dengan membeli
kolom iklan di majalah yang akan mencapai target kelompok demografis tersebut.
Bagaimanapun,
terdapat beberapa kelemahan dari One-to-one marketing. Pertama,
menciptaan database pemasaran dapat menjadi cukup mahal. Perusahaan
menghabiskan biaya dari ribuan dolar beberapa bulan untuk menciptakan suatu
daftar dasar pelanggan sampai jutaan dolar dan beberapa tahun lamanya untuk
menciptakan database pelanggan yang besar untuk digunakan di setiap
keputusan bisnis yang dibuat perusahaan. Lebih dari itu, tanpa perencanaan
tepat atas struktur dan tujuan database pemasaran, tingkat kegagalan
dapat menjadi sangat tinggi, tidak perlu disbutkan sangat besar biayanya,
beberapa perusahaan telah menghabiskan waktu tahunan dalam mebangun database
pemasaran hanya untuk mengkesampingkannya setelah disaradi hal tersebut tidak
memenuhi kebutuhan atau harapan mereka.
ETIKA
Kelemahan
lain dai one-to-one marketing adalah meningkatnya keprihatinan
kerahasiaan pribadi oleh para informasi mengenai pelanggan yang dapat dilihat
sebagai sesuatu yang senditif dan ribadi. Meskipun beberapa pelanggan menikmati
diperlukan sebagai individu melalui teknik para pemasar mengetahui terlalu
banyak tetang mereka dan mungkin menyalahgunakan informasi pribadi mereka. Hal
yang menyangkut kerahasiaan pribadi terhadap one-to-one marketing dan teknologi
database akan didiskusikan kemudian dalam bab ini.
Meskipun
database pemasaran dapat mengakibatkan dalam peningkatan penghasilan dan
keuntungan untuk perush\ahaan. Penciptaan dari database pemasaran dapat sangat
berbiaya tinggi. Untuk alasan ini perusaah boleh memutuskan untuk mengontrak
penyedia luar yang menawarkan pelayanan pencari Internet Anda untuk mencari
dalam menemukan oerusahaan yang menyediakan jasa database untuk bisnis.
Bandingkan perusahaan yang Anda dapatkan dengan institut SAS (http://www.sas.com.crm).
Apa yang Anda temukan ? country SAS Institute Inc.,ww.sas.com.
Aplikasi
One-to-One Marketing
Seperti
disebutkan di awal, database pemasaran bukan sebuah akhir di dalam dan
diakhirnya,tetapi lebih sebagian suatu alat yang membantu para pemasarn dalam
menjangkau pelanggan dan calon pelanggan dengan komunikasi one-to-one
marketing. Informasi yang terkandung dalam database pemasaran membantu pemasar
mengetahui dan memahami pelanggan mereka pada tingkat individu. Dengan menganalisis
peluang-peluang penjualan dan menggerakkan proses komunikasi untuk meraih
peluang ini. Beberapa aplikasi one-to-one untuk data base pemasaran disajikan
dalam Gambar 20.2 dan didiskusikan dalam bacaan berikut ini.
|
Mengidentifikasi Pelanggan Terbaik
Pemasar
yang cerdik telah menemukan bahwa tidak semua pelanggan diciptakan sama, yaitu
mayoritas penjualan akan datang dari para pelanggan yang minoritas. Ketika
perusahaan memeriksan dengan seksama dari mana datangnya penjual mereka,
sebagian besar mereka akan menemukan 80 persen 80/20 diterapkan : 20 peren
basis pelanggan akan mengindentifikasi para pelanggan ini dan mengembangkan
suatu perusahaan dengan mereka. Kesempatannya dalah perusahaan akan menikmati
keuntunagn yang sangat besar. jadi, satu dari nilai yang paling penting dari
database one-to-one marketing adalah menelusuri 10 atau 20 persen
pelanggan yang menyediakan mayoritas penjualan. Para ahli sistem surat dari
Pitney Bowes menemukan bahwa setelah menganalisis database dari 1,2 juta pelanggan,
kurang dari 10 persen memberikan lebihd ari dua-pertiga nilai basis
pelanggannya. Sebagai tambahan, perushaan menemukan terdapatnya mempertahankan
utama dan masalah keuntungan dalam volumenya yang rendah, cacatan biaya rendahm
dimana tingkat pembatasan berjalan sangat tinggi sebesar 40 persen. Untuk
mengembangkan katalog produk sesuai dengan targetnya. Didasarkan pada produk
apa yang dibeli oleh pelanggan individu, Boise Cascade mengembangkan katalog
mini yang disesuaikan khusus untuk setiap kebutuhan pelanggan yang dikirimkan
sepanjang tahun.
Mengetahui informasi pribadi dan
informasi demografis lainnya disamping data transaksi yang lalu juga
memungkinkan para pemasar menyesuaikan suatu pesan khusus. Misalnya, Marion
Merrell Dow, pembuat obat Cardizem menuiis resep untuk para pasiennya yang
menderita penyakit jantung, mengembangkan suatu database dari informasi yang
berjumlah lebih dari 440.000 pengguna obat Cardizem. Perusahaan menggunakan
informasi yang dikumpulkannya untuk mengembangkan pesan yang berbeda dan
promosi yang didasarkan perhatian pemakai yang spesifik tentang penyakit mereka
atau faktor dalam hidup mereka yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Bagi
lebih dari sembilan puluh ribu pemakai Cardizem mengatakan bahwa mereka sulit
mengingat untuk mengambil dosis kedua dan ketiga sepanjang hari, Marion Merrell
Dow mengirimkan selembar surat pribadi dan sebuah hadiah: kotak pil jam digital
alarm ukuran saku yang membantu mereka mengingat waktu untuk mengambil obat
berikutnya. Mereka juga menemukan bahwa sekitar 140.000 lebih pelanggan bingung
atas laporan-laporan yang bertentangan dengan apa yang baik dan buruk untuk
dimakan bagi mereka yang menderita penyakit jantung. Sehingga pembuat obat
tersebut mengirimkan kepada para pemakai ini sebuah petunjuk berbelanja
makanan. Lebih dari seratus ribu pelanggan yang mengatakan kepada Dow bahwa
mereka memiliki kesulitan yang berhubungan dengan stres yang tampaknya sepele
dalam hidup mereka sehari-hari, mereka mengirimkan sebuah buku tentang cara
mengatasi stres.
Memperkuat Kembali Keputusan
Pembelian Konsumen
Seperti yang Anda pelajari pada Bab
5, ketidakselarasan kognitif (cognitive dissonance) adalah perasaan yang
didapatkan konsumen ketika mereka mengenali ketidakkonsistensian antara nilai
mereka, opini dan perilaku mereka. Dengan kata lain, mereka mulai meragukan
dapat dipercayanya keputusan pembelian mereka. Suatu database menawarkan kepada
para pemasar suatu peluang yang baik untuk mencapai pelanggan untuk memperkuat
keputusan pembelian tersebut. Dengan mengucapkan terima kasih kepada pelanggan
atas pembelian mereka dan membiarkan mereka mengetahui bahwa mereka orang yang
penting dalam bisnis, para pemasar dapat membantu mempererat hubungan jangka
panjang dan menguntungkan. Hallmark Business Expressions, anak perusahaan dari
Hallmark Cards Inc., membantu para kliennya melakukan komunikasi dengan
pelanggan mereka melalui kartu khusus dan pesan pada tingkat seputar siklus
penjualan ketika dibutuhkan suatu kontak secara lebih emosional. HBF,
akhir-akhir ini mendesain suatu kartu Hallmark yang dibuat khusus bagi New York
Yankees untuk dikirimkan kepada penggemar setia mereka dan mengucapkan terima
kasih untuk dukungan mereka. Klien lainnya yang dikirimkan kartu terima kasih
oleh HBF atas pembelian selama 24 jam, sering kali melebihi seribu kartu per
hari.
Membujuk Percobaan Produk pada
Konsumen Baru
Meskipun porsi signifikan yang
dilakukan oleh one-to-one marketing adalah pengembangkan yang mendorong
pembelian berulang oleh pelanggan terbaik perusahaan atau segmen pasar, suatu database
pemasaran dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan baru.
Karena suatu perusahaan menggunakan database pemasaran telah memiliki profil
atas pelanggan terbaiknya, ia dapat dengan mudah mendapatkan pelanggan baru
yang cocok dengan profil itu.
Pemasar one-to-one umumnya
menggunakan data demografis dan perilaku yang meliputi data pelanggan yang
telah ada untuk mendapatkan suatu profil pelanggan secara rinci yang merupakan
alat yang berkekuatan dalam melakukan evaluasi daftar calon pelanggan.
Misalnya, jika pelanggan terbaik suatu perusahaan adalah berusia 35 sampai 50
tahun, tinggal di pinggiran kota, memiliki mobil mewah, suka makan di restoran
Thailand, dan menikmati pendakian gunung, kemudian perusahaan dapat menemukan
calon pelanggan ini pada database yang tersedia atau para pelanggan yang
saat ini diidentifikasi sebagai pengguna produk pesaing yang cocok dengan
profil ini. FedEx mengalisis transaksi dan data demografis dalam database-nya
untuk membuat suatu profil dari 20 persen pelanggannya yang paling berharga.
FedEx kemudian menggunakan profil ini untuk mengidentifikasi pelanggan yang
serupa dalam database-nya yang dapat mengirimkan dengan perusahaan lebih sering
dan pengiriman dalam jumlah besar. Komunikasi pemasaran yang ditargetkan
kemudian ditujukan secara khusus kepada para langganan seperti ini.
Meningkatnya Efektivitas Saluran
Distribusi Pemasaran
Di Bab 13 Anda telah mempelajari
bahwa suatu saluran pemasaran adalah suatu struktur bisnis yang terdiri
dari organisasi yang saling bergantung, seperti grosir dan pengecer, yang
memindahkan produk dari produsen ke konsumen akhir. Sebagian besar pemasar
mengandalkan lapisan yang banyak ini, saluran tidak langsung untuk memindahkan
produk mereka kepada para pemakai akhir. Dengan demikian, para pemasar sering
kali kehilangan sentuhan dengan konsumen tersebut sebagai individu karena
hubungan yang terjadi sesungguhnya adalah antara pengecer dan konsumen. Para
pemasar berada dalam keadaan sulit ini cenderung melihat pelanggan mereka
sebagai kumpulan statistik karena informasi pelanggan khusus sulit untuk
dikumpulkan.
Dengan
database one-to-one marketing, pabrikan saat ini memiliki suatu alat
untuk memperoleh wawasan tentang siapa yang membeli produk mereka. Samsonite,
produsen tas terbesar di dunia, menggunakan informasi pembelian yang
dikumpulkan melalui kartu registrasi produk dan nomor SOOnya untuk menentukan
apa yang konsumen butuhkan dan bagaimana mendesain produk yang lebih cocok
dengan mereka. Sebagai pemasok bagi pengecer, perusahaan menyerahkan informasi
yang diperoleh ke pengecer sehingga mereka dapat lebih baik mengerti para
pelanggan mereka dan menyesuaikan departemen khusus tas untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Database Samsonite saat ini meliputi data demografis, gaya
hidup, dan data pembelian yang lebih dari 1,5 juta konsumen.